PERCOBAAN
4
RANGKAIAN
ASTABIL MULTIVIBRATOR
(ALAT
PEMBANGKIT PULSE GENERATOR)
1.
Tujuan :
Agar bintara mahasiswa mampu mempraktekkan rangkaian astabil multivibrator.
2.
Alat dan Bahan :
a.
IC timer ne555;
b.
VR 100 Ω;
c.
Capasitor 100 µF;
d.
PCB;
e.
LED;
f.
Toolkit; dan
g.
Avometer.
3.
Dasar teori :
1)
Astabel Multivibrator.
Multivibrator
adalah suatu rangkaian yang mengeluarkan tegangan bentuk blok ataupulsa.
Sebenarnya multivibrator adalah penguat transistor
dua tingkat yang dihubungkandengan kondensator, dimana output dari tingkat yang terakhir
dihubungkan dengan penguatpertama, sehingga kedua transistor itu akan saling umpan
balik.
Astabil
Multivibrator merupakan salah satu jenis multivibrator yang berguncang
bebas (free running) dan tersulut(triggering).Disebut sebagai astable multivibrator apabila
kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator
tersebut adalah quasistable.
Disebut
quasistableapabila
rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi
peralihan tingkat tegangan
keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.Multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC
pembangkit gelombang 555cukup sederhana
karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itusendiri.
IC 555 didesain khusus sebagai untuk keperluan
pembangkit pulsa padamultivibrator dan timer dengan cukup menggunakan resistor dan
kapasitor sebagai dasar rangkaiannya.
2)
Pengertian-pengertian.
a.
IC timer ne555
Mengenal IC 555 (IC Timer)
dan Konfigurasi kakinya – IC Timer atau
IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk berbagai Rangkaian Elektronika
yang memerlukan fungsi Pewaktu dan multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian
yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency
Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya. IC Timer atau IC Pewaktu yang
paling populer saat ini adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind
yang bekerja untuk Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC
Timer 555 merupakan IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation)
dan Waktu Penundaan (Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
IC Timer
555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang berbentuk DIP (Dual Inline
Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring dengan perkembangannya, saat
ini kita dapat menemui beberapa versi IC 555, diantaranya seperti IC 556 yang
menggabungkan 2 buah IC 555 dalam satu kemasan (14 kaki), IC 558 yang
menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu kemasan (16 kaki) serta IC555 yang
mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan TLC555. Harga sebuah IC 555 yang
berbentuk DIP 8 kaki cukup murah, yaitu sekitar Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000
tergantung merek dan tipenya.
Nama IC 555
diambil dari 3 buah resistor yang terdapat dalam kemasan
IC dengan nilai masing-masingnya 5kΩ.
Berikut ini
adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
- Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan DC.
- Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari 1/3Vcc).
- Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
- Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan sinyal “High”.
- Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan), memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default, tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
- Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6 atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari 1/3Vcc).
- Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”,
Impedansi kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”,
Impedansi kaki 7 adalah “High”.
Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555. - Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
b.
Variabel Resistor.
Resistor variabel atau biasa disebut
resistor tidak tetap merupakan salah satu jenis komponen resistor yang nilai
hambatannya dapat berubah-ubah (variable). Perubahan nilai dari resistor
variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang sifatnya tidak tetap
dan bergantung dari kondisi penerapan rangkaian.
Simbol resistor
variabel pada umumnya digambarkan seperti simbol resistor dengan tanda panah
ditengahnya atau tanda yang menyerupai huruf "T" namun agak
miring sebagai simbol trimpot atau preset. Karena kebanyakan resistor variabel
berkaki tiga maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada
ditengah dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir.
Perubahan nilai resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki
pinggir.
Kondensator atau
sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
· Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolitdan biasanya berbentuk tabung.
· Sedangkan
jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat
pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing
baju.
Berdasarkan kegunaannya kondensator dibagi dalam:
d.
Printed Circuit Board,
PCB
adalah suatu board yang
mengkoneksikan komponen-komponen elektronik secara konduktif dengan jalur (track), pads, dan via dari
lembaran tembaga yang dilaminasikan pada substrat non konduktif. PCB bisa
berbentuk 1 layer, 2 layer atau banyak layer (multilayer).
PCB sebuah papan yang penuh dengan sirkuit dari logam
yang menghubungkan komponen elektronik yang berbeda jenis
maupun sama satu sama lain tanpa kabel.
Papan sirkuit ini sudah diproduksi secara massal dengan
cara pencetakan untuk keperluan elektronika dan yang ada hubungannya dengan
kelistrikan.
e.
LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika
diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai
pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)
Seperti
dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari
Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua
kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan
cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke
Katoda.
LED terdiri
dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P
dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses
untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni
sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED
dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda
(K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang
kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material).
Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan
cahaya monokromatik (satu warna).
LED
atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju
ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi
Listrik menjadi Energi Cahaya.
Warna-warna LED (Light Emitting Diode)
Saat ini,
LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah,
kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada
LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa
semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa
Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
Bahan Semikonduktor
|
Wavelength
|
Warna
|
Gallium Arsenide (GaAs)
|
850-940nm
|
Infra Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
630-660nm
|
Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
605-620nm
|
Jingga
|
Gallium Arsenide Phosphide Nitride
(GaAsP:N)
|
585-595nm
|
Kuning
|
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP)
|
550-570nm
|
Hijau
|
Silicon Carbide (SiC)
|
430-505nm
|
Biru
|
Gallium Indium Nitride (GaInN)
|
450nm
|
Putih
|
Tegangan Maju (Forward Bias) LED
Masing-masing Warna LED
(Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat
menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga
memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar tidak merusak
LED yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda VF.
Warna
|
Tegangan Maju @20mA
|
Infra Merah
|
1,2V
|
Merah
|
1,8V
|
Jingga
|
2,0V
|
Kuning
|
2,2V
|
Hijau
|
3,5V
|
Biru
|
3,6V
|
Putih
|
4,0V
|
Kegunaan LED dalam Kehidupan sehari-hari
Teknologi
LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama,
tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta
bentuknya yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi pencahayaan.
Berbagai produk yang memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting
Diode (LED) ini. Berikut ini beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan
sehari-hari.
1.
Lampu Penerangan Rumah
2.
Lampu Penerangan Jalan
3.
Papan Iklan (Advertising)
4.
Backlight LCD (TV, Display Handphone,
Monitor)
5.
Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6.
Lampu Indikator
7.
Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV,
AC, AV Player)
f.
Toolkit
Tool kit elektronika atau peralatan pendukung dalam praktik elektronika terdiri dari
beberapa macam. Untuk mendukung praktik elektronika di rumah dapat menggunakan
toolkit standart yang dapat dibeli di toko elektronika.
Tool Kit Elektronika
Toolkit elektronika pada dasarnya
dapat dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu :
1.
Tool kit elektronika untuk merakit komponen
elektronika
2.
Tool kit elektrnoika untuk mengukur besaran
elektronika
Tool Kit Elektronika Untuk Merakit Komponen Elektronika
Toolkit untuk merakit komponen
elektronika terdiri dari beberapa peralatan sebagai berikut :
Solder Listrik
Solder merupakan toolkit elektronika yang pokok dalam merakit komponen elektronika, fungsi solder adalah untuk mencairkan timah sebagai perekat kaki komponen elektronika pada jalur PCB. Untuk memilih solder sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, apabila kita sering merakit komponen seperti IC komponen kecil yang sensitif terhadap temperature tinggi sebaiknya memilih solder dengan daya 25 watt – 40 watt dan memilih ujung atau mata solder dengan ujung yang kecil dan bagus dalam menghantarkan panas sehingga proses menyolder dapat dilakukan dengan cepat.
Timah Solder
Timah solder merupakan bahan perekat
kaki komponen dengan jalur PCB. Timah solder yang ada dipasaran dapat kita
temui dengan berbagai macam ukuran diameter dan kualitas. Timah solder dengan
diameter kecil cocok untuk meyolder IC, sedangkan untukukuran yang lebih besar
dapat dipergunakan untukmenyolder kakikomponen yang besar pada permukaan jalur
PCB yang lebar.
Tang Potong
Tang potong merupakan toolkit yang
berfungsiuntukmemotong sisa kaki komponen yang telah disolder. Dalam memotong
kaki komponen yang telah
Tang Lancip
Tang lancip berfungsi untuk melipat
atau membengkokan kaki komponen elektronika sebelum di pasang pada papan PCB.
Tang lancip untuk keperluan elektronika ini ada beberapa jenis yang dapat
digunakan. Gambar tersebut merupakan beberap contoh tang lancip yang dapat
dipilih untuk keperluan elektronika.
Atractor / Penyedot Timah
Atractor atau penyedot timah merupakan
toolkit yang kita butuhkan apabila inginmelepas komponen elektronika yang telah
disolder pada papan PCB. Untuk atractor sebaiknya pilihlah atractor yang telah
dilengkapi dengan ujung silicon sehingga ujung permukaan atractor tidak rucak
apabila terkena panas solder. Apabila kita telah memiliki atractor dengan ujung
plastik biasa maka kita dapat menambahkan ujung silicon secara manual.
Pinset
Pinset merupakan toolkit yang
berfungsi untuk memegang komponen elektronika yang akan disolder. Penggunaan
pinset ini kita perlukan apabila kita akan menyolder pada daerah yang sempit
dan tidak terjangkau tangan atau terlalu panas apabila yang kita solder
tersebut kita pegang dengan tangan, sebagai contoh penggunaan pinset dalam
praktik elektronika adalah pada saat menyolder kabel pada saklar yang telah
terpasang pada box dan tidak terjangkau tangan ataupun tang lancip.
Tool Kit Elektrnoika Untuk Mengukur Besaran Blektronika
Toolkit untuk mengukur besaran listrik
untukkeperluan praktik elektronika ada beberapa macam sebagai berikut.
Multimeter
Multimeter atau multi tester merupakan
alat ukur serbaguna dalam praktik elektronika, hal ini karena multi meter dapat
digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik. Untuk mengukur
arus listrik multi meter memilki pilihan Ampere meter, kemudian untuk mengukur
tegangan listrik multimeter memiliki pilihan Volt meter DC dan AC, kemudian
untuk mengukur resistansiatau hambata multimeter memiliki pilihan Ohm meter.
Bahkan pada multimeter yang baru saat ini dapat digunakan untuk mengetahui
faktor penguatan transsitor (Hfe).
Osciloscope
Osciloscope merupakan perangkat
elektronika yang berfungsi untukmengukur dan mengetahui bentuk gelombang atau
sinyal listrik. Penggunaan osciloscope ini cukup jarang karena harga dari
osciloscope yang mahal. Oleh karena itu tidak semua praktisi elektronika
memiliki osciloscope. Penggunaan osciloscope ini pada umumnya digunakan dalam
penelitian sinyal pada percobaan di lab.
Frekuensi Meter / Frekuensi Counter
Frekuensi meter atau frekuensi counter
merupakan toolkit elektronik yang berfungsi untuk mengetahui frekuensi suatu
sinyal, Penggunaan frekuensi meter ini pada umumnya digunakan oleh praktisi
elektronika dibidang frekuensi radio.
Bagi
praktisi elektronika pada dasarnya dengan memiliki toolkit standart seperti
pada gambar toolkit elektronik diatas sudah cukup digunakan untuk
melakukankegiatan praktik elektronika. Dan toolkit elektronika standart dapat
kita jumpai di toko elektronika dalam bentuk paket tool kit elektronika dalam
satu kemasan.
g.
Avometer.
1.
Pengertian
AVO Meter
Avometer
berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur arus
listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya
ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari
ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara
umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus,
tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan
hambatan listrik.
AVO meter
sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO
meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan
prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog (menggunakan
jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display digital).
Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa
kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa
baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Pada AVO meter
digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka (digit),
sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk
menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil
ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter
analog lebih umum
digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO
meter digital.
1.
AVO
Meter Analog
AVO Meter
analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk memperoleh hasil
pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi. Keakuratan hasil
pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala pointer,
getaran dari pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah
rentang skala. Dalam pengukuran menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan
pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengamatan (paralax).
Keterangan :
1.
Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol,
saat
AVO meter akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan
atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2.
Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan
kemampuan batas
ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. Saklar putar (range selector switch) ini merupakan kunci utama bila
kita menggunakan AVO meter. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
– Posisi (Ohm)
berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas
ukur : x1; x10; dan K.
– Posisi ACV
(Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
– Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
– Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
– Posisi DC mA
(miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai miliamperemeter DC yang
terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan 500.
Tetapi
ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu
4.
Langkah-langkah Kerja
Cara kerja
umum multivibrator adalah penguat transistor dua tingkat yang dihubungkan
dengan kondensator dimana output dari tingkat yang terakhir dihubungkan dengan
penguat pertama, sehingga kedua transistor itu akan saling umpan balik.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode yang
ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut.
Rangkaian tersebuthanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya diantara
2 keadaan, masing-masing memiliki periode yang tetap.apabila pin6 dan pin 2
dihubungkan (lihat blok diagram) maka akan memicu dirinya sendiri dan bergerak
bebas sebagai multivibrator , rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja
secara bebas dan tidak lagi memerlukan pemicu.
5.
Analisa Rangkaian :
Pada
rangkaian tank cirucit
multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor, sebuah kapasitor.
Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA dihubungkan antara
+VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara pin 7
dengan terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan
ground. Triger (pin 2) dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu.
Pada
saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA
dan RB . Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka
terjadi perubahan kondisi pada komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan
outputnya akan berubah ke positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1
mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB ke ground.
Ketika
tegangan pada kapasitor C turun sampai di bawah sepertigaVCC, ini akan
memberikan energi ke komparator 2. Antara triger (pin 2) dan pin 6 masih
terhubung bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif pada input set dari
flip-flop dan memberikan output negatif. Output (pin 3) akan berubah ke harga
+VCC dan terjadi proses pengosongan melalui (pin7). Kemudian C mulai terisi
lagi ke harga VCC melalui RA dan RB. Kapasitor C akan terisi dengan harga
berkisar antara sepertiga dan dua pertiga VCC.
Gambar rangkaian dan perhitungannya :
Gambar rangkaian dan perhitungannya :
Diketahui :
T = 8,33 µs
R2 = 10 Ω
C = 100 µf
Ditanya :
R1 = ?
Jawab :
f = 1/T
= 1/120 kh
= 8,33
T = T1 + T2
8,33 = 0,693 ( 2R1 + R2 ) . C
8,33/0,693 = ( 2R1 + R2 ) . 10.
12,02 = ( 2R1 + R2 ) . 10
12,02/100 µf = ( 2R1 + R2 ) . 10
120,2 = 2R1 + 10
120,2 – 10 = 2R1
110,2 = 2R1
110,2/2 = R1
55,1 = R1
6.
Kesimpulan :
Astable
multivibrator
yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup sederhana, karena
hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC
pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain khusus untuk
keperluan pembangkit pulsa pada multivibrator dan timer. Tank circuit yang
digunakan untuk membuat
multivibrator astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor
(R) dan kapasitor (C).